Bisnis 5 eM adalah bisnis yang luar biasa.
Bayangkan, hanya dengan modal sesendok, kita bisa dapat keuntungan
sampai 5 eMber.
Caranya mudah sekali, cukup dengan mendaftar
dan menyetorkan biaya pendaftaran. Gak perlu merasa rugi, biayanya toh
cuma sesendok saja. Jauh lebih murah daripada biaya listrik Anda
sebulan. Kalaupun tidak berhasil, anggap saja beramal.
Gak
perlu kerja keras lagi, gak usah pusing-pusing lagi, cukup dengan
mencari 4 orang untuk bergabung dengan Anda dalam bisnis ini maka Anda
akan mendapatkan keuntungan yang luar biasa. Dengan mengikuti bisnis
ini, Anda akan kaya, dan Anda akan membuat orang lain juga menjadi kaya.
Luar biasa sekali bukan…?
Pernah mendapatkan tawaran seperti itu atau yang sejenisnya? Saya
yakin sudah. Karena penawaran seperti ini sekarang ini luar biasa sekali
bayaknya. Mulai dari yang tradisional dengan kertas fotokopian yang
disebarkan atau ditaruh di bilik ATM, sampai pada yang modern yang
diedarkan melalui imel di internet. Mulai dari yang murah meriah hanya
lima puluh ribu rupiah, sampai yang cukup mahal beberapa juta rupiah.
Penawaran-penawaran “bisnis” seperti ini layaknya kita telaah lebih
dulu sebelum tergiur untuk masuk ke dalamnya. Walau semenarik apapun
tawaran dari mereka, prinsip dasar yang harus kita ingat adalah
Halal-Berkah-Bertambah. Diantara berbagai penawaran investasi dan
bisnis, ingat selalu untuk pilih hanya yang halal, diantara yang halal
pilihlah yang paling banyak membawa manfaat untuk banyak orang (berkah),
dan diantara yang halal dan berkah, barulah kita pilih mana yang
keuntungannya paling besar.
Kalau sebaliknya kita cari dulu yang untungnya paling besar, baru
kemudian kita pelajari apakah itu halal dan berkah, khawatirnya adalah
kita akan terlanjur tergoda dengan iming-iming keuntungan yang besar.
Padahal Al-Qur’an sudah dengan tegas menyebutkan “Tidaklah sama antara
yang baik dengan yang buruk, walaupun yang buruk itu sangat menarik
hatimu”.
Saudaraku, saya ingin mengajak kita semua untuk menelaah
kembali beberapa penawaran “bisnis” atau “investasi” yang akhir-akhir
ini sangat marak, namun meresahkan. Saya beri tanda kutip karena tidak
semua yang disebut bisnis atau investasi itu benar-benar layak disebut
bisnis dan investasi. Saya sebut marak namun meresahkan karena kuantitas
penawarannya sudah mulai mengganggu, dan isinya pun sudah mulai
memasuki ranah pelanggaran hukum dan merugikan beberapa pihak tertentu.
Bisnis adalah kegiatan muamalah yang pada intinya adalah terjadi
pertukaran atau jual beli, baik itu jual beli barang ataupun
jasa/manfaat. Sedangkan investasi, bisa berupa penggabungan (syirkah)
yang nantinya juga harus melibatkan proses jual-beli. Bisa dibilang
kegiatan inti muamalah adalah terjadinya transaksi jual beli.
Nah, sekarang coba pelajari skema berikut ini:
A merekrut B, C
dan D agar mereka menjadi anggota dan membayar uang keanggotaan. Uang
keanggotaan tersebut selajutnya dibagi-bagikan kepada A dan upline-nya.
Jadi A mendapat bonus hanya karena merekrut saja. Lalu untuk apa B, C, D
direkrut? Apa kepentingannya? Agar mereka juga bisa merekrut orang
lain, yaitu E,F,G sampai Z. Lho… untuk apa lagi merekrut E sampai Z?
agar mereka mau bayar biaya anggota untuk membayar bonus B, C, D serta
A. Dan begitu seterusnya.
Dengan skema di atas, kapan dan dimana terjadi transaksi bisnis? Atas
dasar apa A berhak menerima bonus alias uang pendaftaran B,C,D? Lalu
bagaimana caranya B,C,D mendapatkan keuntungan? Mereka harus menarik
lagi uang keanggotaan dari E sampai Z agar bisa dapat bonus juga yang
diambil dari biaya keanggotaan member baru tersebut. Jelas sekali
terlihat sama sekali tidak ada transaksi bisnis disini, yang ada adalah
downline setor pada uplinenya, agar downline tersebut dapast bonus dia
harus cari lagi downline, dan seterusnya. Sama sekali tidak ada
transaksi bisnis…!
Skema seperti ini sering disebut sebagai skema pyramid, atau arisan
berantai, atau money game, atau penamaan lainnya yang lebih canggih
supaya tidak terkesan negatif. Saya sendiri menyebutnya sistem vampire
alias Drakula. Vampire dan drakula menghisap darah dari korbannya agar
bisa bertahan hidup, korban yang sudah dihisap darahnya otomatis akan
menjadi drakula juga, sehingga ia harus mencari korban lain untuk
dihisap juga darahnya. Korban berikutnya juga akan menjadi drakula dan
harus mencari korban lagi agar ia bisa terus bertahan hidup. Sama persis
kan dengan skema pyramid di atas?
Lho… itu kan sama saja dengan MLM! Begitu biasanya sanggahan yang
datang dari para pelakunya. Ketahuilah, perbedaan system vampire dan MLM
sangat berbeda jauh. System MLM yang benar memberikan bonus pada
membernya berdasarkan hasil penjualan produk sebagaimana pedagang biasa.
Agar bisa meningkatkan penjualan produk, member MLM mencari downline
untuk dijadikan grupnya karena hasil penjualan bisa dihitung secara
kolektif dengan anggota grupnya.
Jadi jelas sekali, tujuan merekrut
dalam MLM adalah untuk meningkatkan penjualan. Kalau member yang
direkrut tidak menjual, maka tetap tidak bisa mendapatkan bonus, itulah
MLM yang benar. Jadi intinya adalah tetap pada penjualan produk, bukan
asal rekrut dapat bonus.
Bagaimana dengan system promosi Member Get Member, kan kita bisa
dapat bonus hanya dengan mendaftarkan orang lain. Misalnya kita member
klub fitness, kalau kita mengajak 2 orang teman kita maka kita akan
mendapatkan bonus. Yang ini juga jelas beda, ketika sudah direkrut, 2
orang teman kita itu akan melakukan transaksi dengan klub fitness. Yaitu
transaksi jasa penyewaan tempat fitness, ada transaksi bisnisnya. Iya
kan?
Bisnis ini adalah solusi nyata untuk mengatasi
kemiskinan bangsa. Karena siapa saja bisa bergabung. Bahkan tukang
becak pun bisa mendapatkan keuntungan besar dan menjadi kaya tanpa perlu
keahlian khusus. Ayo kita bantu sesama dengan saling bantu untuk
mengentaskan kemiskinan.
Paragraph di atas atau yang sejenisnya biasanya tidak pernah absen
dari penawaran skema vampire. Tentu saja dengan maksud supaya terkesan
sebagai bisnis yang mulia. Dari sudut pandang ilmu ekonomi, bisa
dibilang ini adalah bentuk penyesatan yang sangat nyata. Memang betul
seorang tukang becak bisa saja mendapatkan keuntungan besar dan menjadi
kaya. Tapi jika semakin banyak orang yang ikut skema ini, maka malah
akan ada lebih banyak orang yang rugi dibandingkan dengan yang untung.
Karena keuntungan satu orang di atas didapat dari menarik uang dari
beberapa orang di bawahnya. Jadi tiap ada 1 orang untung, artinya adalah
beberapa orang rugi. Semakin banyak orang untung, maka akan ada semakin
banyak lagi orang yang rugi.
Di negara-negara maju, skema ini sudah dilarang secara hukum. Namun
sayangnya aturan hukum di Indonesia masih belum tegas dan rinci mengatur
hal ini. Yang lebih disayangkan lagi adalah banyak diantara
saudara-saudara kita yang tergiur dengan penawaran seperti ini. Awalnya
memang hanya sebagai korban, tapi namanya juga vampir, kalau sudah jadi
korban maka harus jadi pelaku juga agar tetap bisa survive.
Yang menyedihkan adalah, kadang hal ini terjadi tanpa disadari dan
hanya sekedar ikut-ikutan saja dengan alasan tsiqah (percaya). Ini
sangat berbahaya karena yang menawarkan dan yang ditawari sama-sama gak
ngerti tapi asal ikut saja karena saking percayanya dengan yang
mengajak. Satu hal yang ingin saya tekankan di sini. Bahwa percaya akan
integritas seseorang itu bukan berarti kita ikut (taqlid) apapun yang
dikatakannya. Karena kita bisa sangat percaya bahwa yang mengajak kita
itu tidak akan pernah berbohong dan menjerumuskan saudaranya sendiri.
Tapi apakah kita juga percaya bahwa dia betul-betul tahu apa yang
sebetulnya dia tawarkan?
Jika seorang ustadz mengajak kita ikut dalam bisnisnya, apapun itu
bisnisnya, kita harus percaya dan yakin bahwa dia tidak punya niatan
jelek untuk menipu kita. Tapi untuk yakin bahwa dia bisa menjalankan
bisnisnya secara professional sebagai seorang businessman, tentu itu
urusan yang berbeda lagi.
Wallahu’alam.
Sumbernya disini ya : http://ahmadgozali.com/?p=82
Selasa, 10 Mei 2011
Bisnis 5 eMber
Diposting oleh
Roly Evanaly
di
07.27
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
0 komentar:
Posting Komentar